Monday, May 26, 2008

Mimpi ada kalanya bukan sekadar bunga tidur

Jarot masih ingat saat Wak Tomo mewejangnya suatu hari. Wejangan itu begitu ia ingat. Mimpi dibedakan dalam beberapa hal, kata Wak Tomo. Misalnya mimpi berdasarkan bentuk, yang dibagi menjadi empat. Pertama, mimpi pepiridan. Apa yang dilihat dalam mimpi, mirip dengan kehidupan di alam nyata. Kedua, mimpi teturutan, mimpi ini memiliki hubungan dengan kenyataan. Misalnya orang mimpi buang hajat, ternyata kehilangan sesuatu. Ketiga, mimpi wolak-walikan. Antara mimpi dan kenyataan berkebalikan. Misalnya bermimpi sedang digigit ular, eh ternyata dapat jodoh. Atau mimpi menemukan uang, ternyata malah kesusahan. Keempat mimpi sesemonan. Mimipi yang merupakan isyarat tertentu. Misalnya mimpi rumahnya roboh, ternyata keluarganya berantakan. Mimipi ini penuh sasmita, mimpi yang perlu ditafsirkan dengan bahasa batin.

Selain itu mimpi juga bisa dilihat macamnya dari makna tersembunyinya. Mimpi jenis ini, juga dibagi jadi empat. Pertama, mimpi waskita yang memuat wangsit atau petunjuk. Misalnya ada orang sakit, lalu keluarganya ada yang bermimpi diminta menyediakan kain putih. Itu pertanda, ajalnya sudah dekat. Kedua, mimpi cakrabawa yang dipengaruhi oleh suasana karena membicarakan sesuatu. Misalnya ada orang bermimpi bertemu gadis pujaan, karena sebelumnya membicarakannya terus menerus. Ketiga, mimpi daradasih. Mimpi yang sering menjadi kenyataan atau kenyataan yang mirip dengan mimpi. Misalnya ada orang bermimpi mendapatkan pusaka, ternyata paginya mendapatkannya. Keempat, mimpi darsana, mimpi sebagai pantulan nyata dari yang dilihat sebelum tidur. Misalnya sebelum tidur, ia melihat binatang menjijikkan, pada saat tidur, binatang itu terbawa ke alam mimpi.

Dari segi waktu, mimpi juga memiliki namanya sendiri-sendiri. Dalam tradisi Jawa, hal ini terbagi tiga. Pertama, titiyoni, mimpi antara jam 20.00-22.00. Mimpi ini tergolong ringan dan belum banyak makna yang tersembunyi. Kedua, gandayoni, mimpi antara jam 22.00-24.00, mimpi pada waktu ini telah mendekati kenyataan. Mimipi pada saat ini telah menyimpan hal-hal gaib yang perlu ditafsirkan. Bisa jadi, bila tafsiran atau memaknainya tepat, akan berimbas pada kenyataan. Ketiga, puspatajem, artinya mimpi antara jam 24.00-03.00. Yakni, mimpi yang memiliki ketajaman bau bunga, alias mimpi yang lebih mendekati makna. Selain itu, tafsir tentang benda atau keadaan yang ditemui pun memerlukan kepekaan tersendiri, karena mimpi seseorang bisa bermacam-macam, dengan gambaran seluruh benda-benda di dunia dan angan-angan.

“Mimpi tentang ular sendiri itu bisa ditafsir bermacam-macam. Antara melihat, disembur bisa dan digigit, itu berbeda,” jelas Wak Tomo, kala itu. “Tetapi semuanya itu kembali ke sini,” terangnya, sambil tangannya menunjuk ke dada.

Copyright From :

No comments: